top of page
Search

Sarasehan Warlami: "Segarkan Kembali Semangat dan Kekuatan Kriya Alami"

  • warlamiwebsite
  • Feb 27, 2016
  • 2 min read

Niat untuk mengajak berbagai kalangan yang terkait dengan kerajinan yang menggunakan pewarna alami akhirnya terwujud. Semenjak Warlami secara resmi menjadi organisasi berbadan hukum di awal tahun 2015, unntuk pertama kali perajin, penggiat , pemerhati, akademisi dan kalangan birokrasi berkumpul di acara Sarasehan yang digelar di Yogyakarta.


Mengambil tempat di Galeri Batik Winoto Sastro Sarasehan yang berlangsung tanggal 4 Agustus yang lalu dihadiri sekitar 50 peserta. Tampil sebagai pemateri antara lain Prof. Ir Rahardi Ramelan, mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan yang juga merupakan Penasehat Warlami yang menyampaikan bagaimana tren produk hijau di tingkat global.


Dalam pandangan Rahardi Ramelan, Warlami merupakan perkumpulan yang paling mendekati kriteria untuk mengeluarkan ecolabeling. Misi ke depan Warlami bisa menjadi satu-satunya lembaga yang bisa mengeluarkan ecolabeling untuk bahan perwarna alami. Menyinggung mengenai hal cipta, kebiasaan kapitalisme dengan adanya berbagai macam hak cipta menurutnya mengurung kreasi cipta kita. Namun bilamana kita dalam perkumpulan ini saling berbagi ilmu antara peneliti dengan peneliti lain maupun dengan produsen dan lain sebagainya sehingga dapat meningkatkan daya cipta serta nilai tambah pada produk kita bersama.


Tidak kalah menarik adalah paparan Dekan Fakultas Batik Universitas Pekalongan, Zahir Widadi yang mengupas nilai strategis pewarna alami dalam pengakuan Unesco terhadap Batik sebagai warisan tak benda. Lebih lanjut disampaikan bahwa penggunaan pewarna alam dalam seharusnya mendapat porsi yang serius dalam kerajinan Indonesia, karena pewarna alam Indonesia memiliki originalitas sebagai pewarna yang harus dilindungi sebagai pewarna khas dan milik bangsa Indonesia. Sebagai contoh adalah Mengkudu sebagai pewarna merah asli yang berasal dari Indonesia. Demikian halnya pewarna Sogan sebagai pewarna khas Jawa yang sumber bahan pewarnanya hanya ada dio Yogyakarta. Zahir Widadi juga mengingatkan agar perajin tetap menjaga proses pembuatan kerajinan terutama batik agar tetap dengan cara-cara yang tidak meninggalkan ketradisionalannya. Melalui cara ini Batik pewarna alami akan tetap menguatkan posisinya sebagai warisan budaya dunia milik bangsa Indonesia.


Sebagai upaya menguatkan organisasi dalam kiprahnya kedepan, hadir juga memberikan materi sarasehan Hari Sudarmaji, konsultan Manajeman yang menyajikan materi Peran dan Fungsi Warlami. Dalam paparannya disampaikan sebagai sebuah organisasi, Warlami disarankan agar mampu menjadi organisasi independen. Dalam arti menjadi organisasi yang mampu melakukan self improvement, self funding dan self opinion. Organisasi WARLAMI sebaiknya berkembang menjadi “organisasi pembelajar” sehingga dapat menjadi wadah dari setiap upayapengembangan baik berupa inovasi, kreativitas maupun penemuanbaru yang dapat dipertanggung jawabkan secara imiah.


Sarasehan ini sekaligus merupakan perkenalan pengurus Warlami yang baru. Dalam sambutan pembukaannya Myra Widiono menyampaikan bahwa acara sarasehan tersebut diharapkan dapat memberikan masukan positif bagi organisasi melalui ajang tukar pikiran demi kemajuan kerajinan ramah lingkungan sebagaimana bidang yang kiprah Warlami.


Comments


Featured Posts
Check back soon
Once posts are published, you’ll see them here.
Recent Posts
Archive
Search By Tags
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Basic Square
  • Facebook Clean
bottom of page